Perintah dasar pada server linux-Linux merupakan operating system yang powerful, baik untuk desktop dan server: kedua sistem telah matang sehingga setiap aksi bisa dikelola dengan tunjuk dan klik. Namun, kadang perlu atau lebih disukai mengelola server Linux hanya dengan baris perintah.
Berikut akan kita lihat ringkasan beberapa perintah yang sering digunakan. Sobat harus mengenali dulu istilahnya sebelum melihat halaman manual. Setiap perintah berikut bisa dilihat informasi lengkapnya pada halaman man mereka (ketik perintah man diikuti dengan nama perintah. Sebagai contoh, man netstat akan menampilkan halaman manual perintah netstat).
Tentu saja, menjadi administrator Linux lebih dari sekadar mempunyai toolkit perintah di tangan. Sobat harus mengetahui prinsip jaringan dan sekuritinya; Sobat juga harus mengetahui aplikasi server. Namun, dengan mengetahui dasarnya sudah menjadi awal yang bagus.
arp
Arp mengontrol cache ARP kernel. Opsi utama adalah membersihkan pemetaan alamat dan pembuatannya secara manual. Untuk keperluan debugging, arp bisa digunakan untuk membersihkan cache ARP secara menyeluruh.
df
Perintah df berguna untuk menampilkan informasi sistem file. Perintah ini merupakan cara tercepat untuk memantau kapasitas harddisk pada server.
Perintah df yang paling sering digunakan adalah df –h, yang mengubah output dalam format yang dimengerti manusia.
du
Perintah du berguna untuk mengidentifikasi ukuran file dan/atau program di dalam direktori. Meskipun bersifat elementer, ini merupakan cara yang bagus untuk memantau sekuriti pada sistem yang beberapa program dan filenya seharusnya tidak berubah.
Perintah du yang paling sering digunakan adalah du –a. Perlu diingat untuk tidak menjalankan perintah ini dari direktori root (/) karena ia akan menampikan ukuran semua pada seluruh harddisk.
find
Perintah find membantu pencarian lokasi file dan direktori pada sistem. Perintah ini paling baik digunakan sebagai user root, ketika dalam mode admin. Salah satu aspek paling powerful dari perintah ini adalah kemampuannya untuk menerima ekspresi biasa. Karena semua opsi find selalu bernilai true, maka paling baik adalah dengan menempatkan opsi di awal ekspresi.
Perintah find yang paling sering digunakan adalah find / name appname -type d –xdev, di mana appname adalah nama file atau aplikasi yang dicari. Perintah lain pengganti find adalah locate atau slocate.
grep
Perintah grep mencari pola yang sobat tentukan pada file yang dipilih. Perintah ini sangat berguna untuk mencari sesuatu di dalam file teks biasa. Format perintah ini adalah :
Setiap ada yang cocok akan ditampilkan, kecuali jika ditentukan lain. Dengan adanya opsi membuat perintah jauh lebih berguna. Sobat bisa menyamakan huruf besar dan huruf kecil dengan menggunakan “-i”, atau menghitung jumlah pola yang ditemukan dengan menggunakan “-c”. Jika sobat hanya ingin mengetahui file mana yang berisi pola yang dicari, gunakan opsi “-l”. Misalkan sobat mempunyai file teks besar yang berisi nama dan nomor telepon, dan sobat tidak pernah ingat apakah memasukkan nama dalam huruf besar dan huruf kecil, atau huruf kecil saja. Untuk mencari nomor telepon Susy, gunakan perintah grep berikut :
ifconfig
ifconfig merupakan cara terbaik untuk mengonfigurasi interface jaringan pada server, khususnya pada waktu menangani server yang tidak punya GUI.
Jika sobat menjalankan ifconfig tanpa opsi, perintah akan menampilkan rincian konfigurasi interface jaringan pada server. Dari situ bisa dilihat apakah hardware jaringan sobat berfungsi dengan baik. Tentu saja ifconfig buka sekadar untuk menampilkan informasi. Perintah ifconfig, sesuai dengan namanya, memungkinkan sobat untuk mengonfigurasi interface jaringan dari command line.
Sebagai contoh, untuk mengeset kartu jaringan jalankan perintah ifconfig berikut (sebagai root) :
ifconfig eth0 192.168.0.1 netmask 255.255.255.0 broadcast 192.168.0.255 up Di mana 192.168.0.1 adalah alamat IP server dan 255.255.255.0 adalah network mask (yang menentukan ukuran jaringan sobat), angka 192.168.0.255 merupakan alamat broadcast dan kata up memuat modul yang berhubungan dengan kartu Ethernet ke dalam kernel dan membuatnya siap untuk menerima dan mengirim data.
ifup/ifdown/ifstatus
Kita tuliskan perintah ini bersama-sama karena kegunaan mereka mirip. Perintah ini membawa interface jaringan up, down, atau menampilkan status dari interface yang disebut. Tidak sulit untuk menghentikan dan menjalankan jaringan pada server. ifup/ifdown/ifstatus interface di mana interface adalah nama perangkat jaringan, seperti eth0.
init
Meskipun tidak senyata beberapa perintah, init memungkinkan sobat untuk mengubah runlevel server. Sebagai contoh, misalkan sobat ingin menginstalasi server dengan GUI (supaya mengonfigurasi jaringan bisa lebih mudah). Namun, pada saat tertentu, sobat tidak ingin menjalankan GUI ketika boot. Untuk melakukannya, init akan menjadi teman sobat.
Jika server sobat boot ke dalam mode GUI, itu berarti pada runlevel 5. Untuk mengubah runlevel ke 3 (text-only) jalankan perintah: init 3. Tentu saja, ini tidak bersifat permanen. Supaya perubahan bersifat permanen, sobat harus mengubah file /etc/inittab. Buka file tersebut (sebagai root) dan cari baris id:5: initdefault:, lalu ganti menjadi: id:3:initdefault:. Sekarang server sobat hanya akan boot ke dalam mode text-based.
netstat
Perintah netstat menampikan ringkasan koneksi jaringan dan status socket pada server. Ketika melihat output netstat, beberapa baris bagian atas merupakan informasi yang paling membantu dalam administrasi server.
Perintah netstat yang paling sering digunakan adalah netstat (tanpa opsi) dan netstat | head (atau netstat –r). Opsi –r digunakan untuk melihat routing alamat jaringan.
nslookup
Perintah nslookup mengecek nama domain dan informasi IP pada server. Perintah ini sangat berguna jika sobat mengalami gangguan server. Lihat log server dan jalankan nslookup untuk mendapatkan informasi DNS akan adanya penyusup. Nslookup mempunyai dua mode, yaitu interaktif dan noninteraktif. Mode interaktif memungkinkan user untuk menanyakan informasi host dan domain ke name server atau menampilkan daftar host pada domain. Mode noninteraktif digunakan untuk melihat nama dan informasi tentang host atau domain yang diminta. Mode interaktif digunakan ketika tidak ada argumen (name server default akan digunakan) atau ketika argumen pertama adalah tanda hubung (-) dan argumen kedua adalah nama host atau alamat Internet name server.
ping
Perintah ping mengirim paket ke server tujuan untuk mengecek apakah server merespon dengan baik. Perintah ini berguna sekali untuk mengetes konektivitas jaringan dan waktu respon server. Ping membuat serangkaian paket yang dikirim bolak-balik untuk mengetahui apakah server (atau interface jaringannya) bekerja dengan baik.
Ping biasanya digunakan untuk mem-ping suatu alamat (di mana alamatnya bisa alamat IP atau PQDN). Ping merupakan tool testing pertama yang digunakan jika jaringan bermasalah. Jika ping memberikan informasi yang menunjukkan bahwa jaringan sobat hidup maka berarti ada masalah lain. Jika, misalkan sebagai contoh, sobat bisa mem-ping www.yahoo.com, tapi tidak bisa mem-ping mail server sobat maka itu berarti mail server sobat bermasalah.
ps
Perintah ps menampilkan semua proses eksisting pada server. Perintah ini bergunakan karena dari situ sobat bisa tahu apakah Apache pada Web server sobat berjalan, misalnya. Jika situs sobat tidak bisa dibuka, tapi Web server dalam keadaan up dan terhubung dengan baik maka dengan menjalankan ps sobat akan tahu apakah Apache berjalan.
Namun, masalah proses yang dijalankan tidak muat ditampilkan semuanya pada satu layar. Untuk mengatasi masalah ini, salurkan ps ke perintah more dengan karakter |: ps | more. Dengan menggunakan karakter tersebut sobat akan bisa melihat output per satu layar.
Perintah ps yang biasanya digunakan adalah ps dan juga ps –f | more. Switch –f sangat berguna karena meminta ps untuk memberikan informasi secara lengkap.
route
Perintah route akan menampilkan tabel routing server sobat. Perintah route identik dengan netstat –r sehingga hanya masalah pilihan saja mana yang hendak sobat jalankan. Tentu saja, dengan perintah route sobat bisa menggunakan opsi add atau del untuk mengubah tabel routing secara manual. Perintah route yang biasa digunakan adalah route –v yang pada dasarnya output-nya sama dengan netstat –r.
shred
Meskipun tidak berhubungan langsung dengan pengonfigurasian jaringan atau server, ada kalanya kita perlu obviate file pada server. Ini biasanya digunakan pada informasi rahasia yang harus dihapus (data pelanggan misalnya).
Shred menghapus file secara aman (dan menyeluruh) dengan menimpa isinya. Ketika di-shred file akan dihapus dan tidak akan bisa didapatkan kembali.
Perintah shred yang biasanya digunakan adalah shred –v fi lename (di mana filename adalah nama fi le yang dimaksud). Opsi –v (verbose) berguna karena dengannya sobat bisa melihat apa yang sebenarnya dilakukan shred ketika sobat menunggu. Perlu diingat bahwa jika file berukuran besar, maka shred bisa butuh waktu yang lama.
top
Perintah top menampilkan statistik sistem dan rincian proses yang aktif. Ketika dijalankan, top terus menampilkan daftar proses dan resource yang di-update secara kontinyu. Perintah ini sangat membantu dalam mencari proses yang memakan memori. Bersama dengan ps, top merupakan sahabat baik para administrator.
Perintah top yang biasanya digunakan cukup : top.
traceroute
Perintah traceroute melacak routing jaringan dari server remote atau lokal. Sebagai salah satu perintah paling powerful dalam toolkit administrator jaringan, traceroute menampilkan rute antara mesin tempat sobat berada dan server yang sobat tuju. Tool ini cukup membantu ketika mencari penyebab lambatnya jaringan.
Dengan menjalankan traceroute sobat bisa melihat rute yang dilalui. Dari setiap hop yang dilalui, sobat bisa melihat nama server dan juga waktu yang dibutuhkan antar hop. Dari situ, sobat bisa melihat penyebab lambatnya jaringan.
Perintah traceroute yang biasanya digunakan adalah : traceroute hostname (di mana hostname adalah nama server yang sobat tuju).
w
Perintah w menampilkan rincian semua user yang pada server dan proses yang mereka jalankan. Perbedaan antara w dan who adalah w menampilkan proses yang dijalankan user.
Perintah w yang biasanya digunakan adalah w saja tanpa opsi atau argumen.